Jumat, 18 Februari 2011

20102010 amanahku

20102120 berasal darinya. Tepat jam 10 malam tangis awalnya memecah malam yang tak hening. Malam yang telah disambut dengan rasa sakit dan keluhan dariku, juga jeritan, ceracau atau apapun yang kuanggap mampu mengurangi rasa sakit yang meremas-remas perut. Pada awalnya hanya temporer, antara sakit dan tidak bergantian. Hingga adzan ashar terdengar rasa sakit menjadi-jadi dan tidak lagi ada waktu untuk menghela nafas. Waktu berjalan beriringan dengan sakit yang membuatku berguling-guling. Ke kiri, ke kanan kemudian telentang tapi tidak pernah tengkurap. Sampai magrib pun datang, aku tetap pada keadaan yang tak lebih baik, perut ini terasa seperti ditusuk, tertusuk, perih, tergigit, keracunan, berpesta pora, pesta kembang api dan sebagainya... intinya sakit tak tergambarkan.

20102010 memberikan banyak cerita. Mulai dari rasa syukur atas kesehatannya, rasa cemas tentang tangisnya, rasa damai melihat tidurnya, rasa bangga melihat wajah tampannya juga tak luput rasa beban bila mengingat dia adalah amanah hidupku. Terkadang juga muncul rasa penasaran dengan takdir yang tertulis untuknya. Tentang kepintarannya, celotehnya pun yang kutakutkan... jika ia telah mengenal amarah. Semua tentang dia kutangkupkan di tanganku dan kusirami dengan pupuk syukur. Semoga dia tumbuh seorang manusia yang selalu mengharapkan dan mendapatkan RidhoNya.

20102010 membuncahkan kekhawatiranku akan masa depannya. Dunia yang telah terpoles dengan kemewahan. Begitu cantik. Begitu menawan. Membuat banyak hati menjadi tergiur dan berubah haluan. Dari keabadian menjadi kefanaan. Dari agama menjadi uang. Dari kesucian menjadi kesenangan. Ada pula yang immoral karena terbiasa menjadi moral. Betapa aturan telah tergerus menjadi halus dan perlahan habis, terbang bersama angin dan tak lagi dapat digenggam atau dirasakan. Semua itu menumbuhkan kekhawatiranku menjadi pohon raksasa berbuah tanya besar. Bagaimana zamannya nanti? Lebih baikkah atau lebih parah? Sanggupkah ia memegang semua aturan yang telah berbentuk sel? yang hanya bisa terlihat dengan hati yang bermikroskop sehingga ia gunakan untuk menemukan jalan yang benar? Untuk sekarang aku hanya bisa berdo'a, Ya Allah, selamatkanlah aku dan keluargaku dari jilatan api neraka... yang bahan bakarnya adalah manusia.

20102010 telah tertulis dengan tinta merah di kitab Lauhil Mahfudz menjadi hari Arya Satya Yotiz, amanahku, untuk memulai nafasnya...

1 komentar: