Kamis, 24 Februari 2011

tUliSAnKu pu-KuPU

Ketika otak sulit diajak berkompromi, bisa menulis beberapa kalimat saja menjadi prestasi membanggakan. Seperti saat ini. Ada banyak yang ingin kutulis... Hanya saja tidak tahu harus mulai dari mana dan bagaimana. Think possitive... mungkin ini masih saatnya untuk menjadi pupa. Bila sudah waktunya, akan menjadi kupu-kupu indah.

Ditandai dengan ada tulisan yang lebih mendalam dan bermakna di blog ini...
Penuh corak
Penuh warna
Terbang dengan menebarkan berjuta makna

Rabu, 23 Februari 2011

Berputar pada Porosnya

Berputar-putar...
Setiap harinya hanya seperti itu. Mengajar, pulang, istirahat, Arya, tidur dan pagi lagi, kemudian mengulang kegiatan yang sama.
Malam yang datang setiap harinya hanya kusambut dengan pertanyaan yang sama. Beginikah hidupku? Setiap harinya hanya berlalu dengan kegiatan dunia saja? yang hilang begitu saja.
Jika lapar kita makan, selesailah... tunggu lapar lagi.
Jika capek kita istirahat, selesailah... bekerja lagi
Jika ngantuk kita tidur, setelah bangun... tunggu ngantuk lagi.
Semuanya hanya berlalu ketika... setelah dibayar lunas, habislah. Tidak bisa menjadi tabungan. Hanya kegiatan sesaat.

Seringkali malam membuatku sadar... Hidup ternyata sangatlah singkat. Pagi berganti malam begitu cepatnya. Hanya saja tidak banyak orang yang pandai memanfaatkannya. Begitu juga aku... Terlalu sibuk dengan dunia dan melupakan tujuan utama, ibadah.

Selasa, 22 Februari 2011

Hidup Harapan

Hidup harapan. Tujuan adanya harapan adalah untuk menghidupkan hidup. Layaknya mobil yang butuh bahan bakar. Bila tak mempunyai harapan mungkin hidup tak akan bisa berlangsung.

Harapan terkadang hanya berteman dengan kebaikan atau keberuntungan. Jarang ada orang yang berharap akan celaka, kecuali orang yang putus asa. Hidup tanpa harapan.

Namun, sayangnya harapan tidak selamanya bisa tergapai. Banyak faktor yang menyebabkannya. Kurang usaha atau kurang do'a. Terkadang malah yang terjadi adalah kebalikan dari apa yang diharapkan. Bila sudah begitu, janganlah lekas berpikir Allah tidak sayang. Mungkin apa yang terjadi adalah apa yang dibutuhkan bukan yang diharapkan.

Bersyukurlah bila harapan menjadi kenyataan. Namun, jangan terfatamorgana dan gembira berlebihan. Bila itu hadiah atas amal kita, patutlah berbangga. Tapi, bisa saja justru itu merupakan cobaan. Seberapa kuat kita mengekang kesombongan akan keberhasilan yang tergapai. Juga selalu ingat kalau apa yang kita dapatkan hanyalah karena kekuatanNya semata.

Jagalah hati... begitu kata Aa' Gym.  
 لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذََرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
Tidak masuk surga orang yang di dalam hati ada kesombongan meskipun hanya sebiji sawi (HR.Muslim).

Saat kita terpuruk bukan berarti kita terburuk
Saat kita berhasil bukan berarti kita terbaik

Semoga aku bukan termasuk orang yang sombong... Amiiin.

Senin, 21 Februari 2011

Dag Dig Dug Ceeessss....

21 Februari ini sudah kutunggu-tunggu. Kata teman seangkatan kuliahku hari ini nilai ujian semester kemarin keluar. Mulai kemarin aku sudah berdebar-debar. Semoga saja aku tidak her... itu doa yang terucap berkali-kali. Selain untuk menghemat tenaga juga untuk menghemat biaya. Maklum, pengeluaran seseorang yang bekeluarga tidak sedikit. Kalau bisa berhemat ya diusahakan hemat.

Tadi pagi aku membuka website UT, dengan harapan walau jam 6 pagi nilai yang dijanjikan bisa kulihat. Ternyata nilai belum keluar. Aku pun berpikir positif... mungkin nanti siang

Pulang mengajar aku langsung menyambangi UT lagi. Kumasukkan NIM dan TTL ku dengan hati berdebar. Semoga lulus semua... semoga tidak her...  selagi aku mengetik.

Dag dig dug di dadaku semakin keras. Apalagi saat kutekan tombol enter dan tinggal menunggu beberapa detik lagi untuk melihat nilaiku. Kutunggu... tik tik tik. Ada tulisan merah di bawah Proses membutuhkan waktu kurang dari 5 menit. Kemudian muncul dataku. Hanya data. Lembar nilaiku kosong dan bertuliskan Data tidak ada! Seketika debaranku mengempis, seperti ban bocor. Cessss.... Berganti dengan banyak tanya. Mengapa? Bagaimana? Apa aku tidak lulus semua? Apa aku harus her semua? Apa ada dataku yang kurang saat aku ujian? 

Akhirnya aku hanya bisa menghela nafas dan berpikir positif. Mungkin memang belum keluar. Mungkin besok baru bisa kulihat. Bila besok tak juga keluar dan aku divonis harus mengulang semua... Mungkin sudah waktunya mengulang. Mungkin ada hikmah lain dari kejadian ini. Mungkin dulu aku banyak melakukan kesalahan dan diganjar begini oleh Allah. Mungkin aku dulu terlalu sombong dengan semua keberhasilanku yang lain. Sehingga aku diperingatkan dengan kejadian ini. 


Seribu mungkin bisa menjadi alasan... tapi aku yakin yang terbaik yang akan terjadi.

Keep power untuk menjalani kemungkinan yang bisa mempertebal wawasan. Ujian dobel semester depan.

Minggu, 20 Februari 2011

Nano-nano Mesin Tik 1

Nano...
Nano...
Permen Nano-nano
Manis Asem Asin
Rame rasanya.
Masih ingatkan dengan lirik lagu iklan permen itu? Permen dengan banyak rasa dan berwarna-warni dengan warna dominan kuning dan oranye. Dijual per sachet isi 5 biji. Sekarang tidak penting permennya tapi yang penting rasanya yang rame. Rasa yang tidak hanya kujumpai pada permen itu tapi juga muncul saat aku bernostalgia mengetik dengan mesin tik. Banyak fantasi yang kurasakan, layaknya nano-nano. Ada manis, ada asem, ada asin... rame rasanya. Lengkapnya cekidot...

 1. Kuno. Setelah sekian lama berkutat dengan keyboard yang begitu lembut dan kalem membuat tuts mesin tik layaknya produk gagal. Begitu menyusahkan. Sebelas jari pun bermain di medan laga. Cetak cetuk. Bila telunjuk kiri masih terlalu kaku maka tidak ada yang akan tertawa bila menggunakan metode satu jari. Zaman telah membuat mesin tik berubah. Dulunya bak primadona kini hanyalah si tua renta. Zaman telah menghapus kegagahannya berganti dengan kekurangan. Membuatku mengeluh dan bertanya, mengapa mesin ini tidak dimusiumkan saja? Diberi gelar setara bambu runcing yang tinggal cerita tentang jasa-jasanya. Mungkin jadi tidak lebih merepotkan.

2. Full voice. Suara tak tik tuk bukan hanya milik sepatu kuda, mesin tik juga salah satu produsennya. Tanpa ada toleransi dengan volumenya. Toleransi pelan jika sedang ada yang tidur atau toleransi keras jika sedang mood dengan suara jedat-jedut, atau toleransi canggih bila ada tombol mutenya juga. Tinggal pencet dan mengetiklah dengan tenang.

Seandainya dulu mesin tik diciptakan dengan efek suara tangga nada. Seperti piano yang bisa menghasilkan melodi. Jadi ketika mengetik akan muncul melodi yang membuat pengetik tidak jenuh, juga mungkin sekarang jadi bisa menyaingi Windows Media Player. Tidak perlu menyediakan alat lain sebagai hiburan. Tinggal ketik dan do re mi fa so la si doooo.... Kalau Spongebob adalah si tukang ketiknya, mungkin mengetik dengan menghasilkan nada-nada indah akan menjadi kenyataan.

Produksi bunyi tidak hanya dari tuts mesin ketik saja, namun juga dari seluruh bagian tubuh mesin ketik. Bila digambarkan dengan tulisan mungkin menjadi seperti ini : suara kletek untuk ganti garis. Kletek-kletek akan muncul bila mengganti kertas. Suara favoritku adalah ketika batas tepi akhir habis, otomatis mesin ketik akan berbunyi cething! Bila harus kembali ke garis awal kira-kira begini reet. Jek dak sepertinya begitu kalau sudah harus berhenti menggeser kertas. Tok-tok-tok, tek-tek-tek atau brak-brak-brak suara yang akan muncul kalau si pengetik sudah mulai kehilangan kesabaran dan merasa sengsara untuk mengetik karena bila salah harus selalu mengulang dari awal. Akhirnya, melampiaskan amarahnya dengan melakukan kekerasan pada si mesin ketik. Kasihaaan...

3. Alat ukur kesabaran, konsentrasi dan kewaspadaan
Biasanya seseorang akan mengucapkan "Orang sabar ada batasnya" sebelum melampiaskan amarahnya. Padahal orang sabar itu tidak berbatas. Bila masih bisa marah berarti bukan orang sabar tapi kurang sabar. Jika langsung marah itu namanya orang tidak sabar. Jadi, mungkin kalau masih marah lebih baik ucapkan "Aku kurang sabar" lalu marah. Bila orang sabar pasti akan membiarkan dan menghapus amarahnya dengan cara lain. Bukan dengan memendam atau melampiaskan tapi dengan mengikhlaskannya. Nah, dari mengetik ini aku belajar untuk bersabar. Ketikan yang harus kuserahkan harus bersih dari kesalahan sehuruf pun. Tidak boleh ada coretan atau tip-x. Akhirnya, aku hanya gigit jari dan menggerutu ketika harus mengganti kertas ketikanku yang telah rampung dan kurang 3 kata dengan kertas yang baru dan mengetik lagi dari awal. Dan ini berulang-ulang terjadi. Sebenarnya sebelum mengganti kertas aku membetulkan ketikanku dengan menindas huruf yang salah berkali-kali dengan huruf yang betul. Ada kalanya cara ini berhasil dan membuatku sedikit bernafas lega. Namun, ketika cara ini tambah membuat ketikan tambah jelek, dengan menggerutu mulai mengetik lagi. Sabaaar...

Konsentrasi dengan penuh dan memperhatikan tuts dengan benar, agar kesalahan yang terjadi tidak terulang. Andaikan ada tombol undo, backspace atau delete tidak perlulah berkonsentrasi berlebihan. Mengetik dengan enjoy tanpa kekhawatiran dan itu hanya mimpi. Mesin tik mengharuskan si tukang ketik selalu konsentrasi dan waspada pada tiap hurufnya. Pikir, pilih dan tekan dengan benar huruf yang diperlukan. Tidak boleh grusa-grusu (terburu-buru). Sabaaar....

4. Melatih otot mata, leher, tangan dan kaki berolahraga
Jangan kira mata tidak bisa berolahraga. Mengetik memaksa mata harus selalu menatap dengan jeli. Kejelian mata diperlukan agar tidak terjadi salah ketik. Selain itu mata juga harus benar-benar optimal dalam melakukan tugasnya ketika akan mulai kata awal setiap barisnya. Harus lurus dengan awal kata pada baris sebelumnya sehingga ketikan yang dihasilkan tidak maju mundur seperti ingus yang mau keluar. Lagipula tidak ada aturan rata kiri di mesin tik, kalaupun mau, harus pintar matematika. Hitung huruf dan hitung tempat. Otot mata tidak dilatih dan dimanfaatkan dengan maksimal dapat diketahui dengan hasil ketikan yang bagian kanan tidak rata. Tentu saja jelek!

Otot leher akan terlatih secara otomatis mengikuti kegiatan mata. Olahraganya hanya maju mundur. Memastikan apa yang akan diketik benar atau lurus. Maju seiring dengan mata yang memicing untuk memastikan kelurusan baris dan mundur untuk kembali ke posisi semula dan mulai mengetik lagi. Kegiatan ini tidak perlu dikhawatirkan akan memiliki efek samping leher akan bertambah panjang. Jadi, lanjutkan mengetik dengan sabar.

Olahraga tangan jelas sekali terjadi ketika mengetik dengan mesin ketik. Perlu tekanan lebih untuk menghasilkan huruf di kertas dengan tuts mesin ketik. Bila tidak dengan keras maka jangan harap akan muncul huruf yang diingikan. Efek sampingnya hanyalah penat di bagian bahu dan keriting di bagian telunjuk. Maklum yang digunakan mengetik hanya telunjuk saja, jari yang lain hanya kantil (). Siapa tahu bila telaten mengetik manual bisa membuat telunjuk menjadi kuat. Mampu mengangkat buku atau mesin ketik hanya dengan telunjuk saja. Untuk sementara ini, hasil latihan mengetik telunjukku hanya bisa mengangkat penghapus atau pensil yang sebenarnya mulai dari dulu sih memang bisa...

Melatih otot kaki dengan mesin ketik? Memang bisa? Tentu saja bisa. Ketika aku harus meletakkan mesin ketik di tempat yang benar, aku harus mengeluarkan ekstra tenaga karena mesin ketik itu tidak seringan CPU atau laptop. Membawanya kesana kemari berulang-ulang mungkin setara dengan melakukan sit up 10 kali, sprint keliling kamar dan injak-injak punggung bapak. Kalau ternyata dengan membawa mesin ketik wira-wiri masih terasa kurang khasiatnya, bisa dilakukan dengan cara lain yaitu cari tempat duduk yang nyaman, rapatkan betis, letakkan mesin ketik di atas betis kemudian mulai mengayun kaki dan menyanyi
yun bandulan to (yun ayunan ya)
tibo ndak loro to (jatuh tidak sakit ya)
benjut sak kelopoooo...(benjol sebesar kelapaaa...)

(to be continued)

Jumat, 18 Februari 2011

20102010 amanahku

20102120 berasal darinya. Tepat jam 10 malam tangis awalnya memecah malam yang tak hening. Malam yang telah disambut dengan rasa sakit dan keluhan dariku, juga jeritan, ceracau atau apapun yang kuanggap mampu mengurangi rasa sakit yang meremas-remas perut. Pada awalnya hanya temporer, antara sakit dan tidak bergantian. Hingga adzan ashar terdengar rasa sakit menjadi-jadi dan tidak lagi ada waktu untuk menghela nafas. Waktu berjalan beriringan dengan sakit yang membuatku berguling-guling. Ke kiri, ke kanan kemudian telentang tapi tidak pernah tengkurap. Sampai magrib pun datang, aku tetap pada keadaan yang tak lebih baik, perut ini terasa seperti ditusuk, tertusuk, perih, tergigit, keracunan, berpesta pora, pesta kembang api dan sebagainya... intinya sakit tak tergambarkan.

20102010 memberikan banyak cerita. Mulai dari rasa syukur atas kesehatannya, rasa cemas tentang tangisnya, rasa damai melihat tidurnya, rasa bangga melihat wajah tampannya juga tak luput rasa beban bila mengingat dia adalah amanah hidupku. Terkadang juga muncul rasa penasaran dengan takdir yang tertulis untuknya. Tentang kepintarannya, celotehnya pun yang kutakutkan... jika ia telah mengenal amarah. Semua tentang dia kutangkupkan di tanganku dan kusirami dengan pupuk syukur. Semoga dia tumbuh seorang manusia yang selalu mengharapkan dan mendapatkan RidhoNya.

20102010 membuncahkan kekhawatiranku akan masa depannya. Dunia yang telah terpoles dengan kemewahan. Begitu cantik. Begitu menawan. Membuat banyak hati menjadi tergiur dan berubah haluan. Dari keabadian menjadi kefanaan. Dari agama menjadi uang. Dari kesucian menjadi kesenangan. Ada pula yang immoral karena terbiasa menjadi moral. Betapa aturan telah tergerus menjadi halus dan perlahan habis, terbang bersama angin dan tak lagi dapat digenggam atau dirasakan. Semua itu menumbuhkan kekhawatiranku menjadi pohon raksasa berbuah tanya besar. Bagaimana zamannya nanti? Lebih baikkah atau lebih parah? Sanggupkah ia memegang semua aturan yang telah berbentuk sel? yang hanya bisa terlihat dengan hati yang bermikroskop sehingga ia gunakan untuk menemukan jalan yang benar? Untuk sekarang aku hanya bisa berdo'a, Ya Allah, selamatkanlah aku dan keluargaku dari jilatan api neraka... yang bahan bakarnya adalah manusia.

20102010 telah tertulis dengan tinta merah di kitab Lauhil Mahfudz menjadi hari Arya Satya Yotiz, amanahku, untuk memulai nafasnya...

Selasa, 15 Februari 2011

Belajar Ngeblog

Memulai belajar sesuatu yang baru sungguh sangat berat. Apalagi tanpa ada guru lisan yang bisa ditanyai semua permasalahan yang begitu banyak muncul. Mencari tahu dengan browsing memang membantu. Namun, tetap saja menambah kliyengan karena terlalu banyak artikel-artikel yang sepertinya perlu dibaca tapi harus bingung mana yang harus didahulukan. Sementara, waktu yang ada tidak memungkinkan untuk membaca semua artikel itu. Bila membaca terus kapan pula bisa mengisi postingan ke blog. Akhirnya, kenapa tidak belajar dengan mencoba. Terserah bagaimana jadinya atau tanggapan pembaca. Mencoba membuat sekelumit tulisan dan posting. Bila tidak ada yang membaca, coba saja membuat lagi. Agar tidak putus asa berpikir positif kalau gagal berarti belajar.
Ada banyak pertanyaan yang muncul ketika pertama kali harus membuat postingan sebuah blog. Diantaranya:
1. Blog berisi apa yang sebaiknya dibuat?
2. Bagaimana mendesain blog? (karena blog yang muncul tidak seperti blog yang telah dikelola)
3. Bagaimana membuat link?
4. Apa itu SEO?
dan tentu saja masih banyak pertanyaan lain.
Dont give up before u try.
Kemungkinan juga masih kurang belajar. Zaman yang serba instan sedikit banyak membuat otak menjadi malas berpikir dan ingin mendapat semua pengetahuan tanpa bekerja keras. Sedikit membaca saja telah membuat sejuta keluhan dan malas untuk kembali belajar. Membaca saja harus dari mengeja. Awalnya terbata-bata dan dengan banyak latihan pun menjadi lancar. Berjalan pun begitu. Tidak bisa langsung bisa berlari. Dianalogikan saja dengan ngeblog. Harus terbata-bata dan terjatuh terlebih dahulu. Bila telah menjadi kebiasaan pasti menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan.
Semoga tulisan pertama ini bisa menjadi motivasi untuk saya sendiri sehingga tidak mudah putus asa dan melanjutkan perjuangan untuk jadi blogger.